Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label FILSAFAT

Mengenal Cinta lewat pintu Filsafat

Presented By : Muhammad Najib Apakah binatang memiliki cinta?  Mungkin kita bisa melihat induk binatang yang menyusui dan merawat anaknya sebagai sebentuk cinta yang natural.  Tapi benarkah itu adalah bentuk cinta? Apakah yang membentuk sebuah cinta: insting atau akal budinya?  Kalau ada sepasang merpati yang sulit dan begitu sulit dipisahkan, apakah hal ini bisa dikatakan sebagai sepasang kekasih dengan cinta sejati?  Merujuk pada pemikiran Aristoteles bahwa binatang disebut binatang karena adanya jiwa instingtif di dalamnya (jiwa sebagai pembentuk kehidupan.  Pada tumbuhan disebut jiwa vegeter dan pada manusia jiwa rasional).  Jadi, apa yang kita lihat sebagai fenomena cinta pada binatang sebenarnya bersifat instingtif dan non rasional.  Menarik bahwa dalam pemikiran eksistensialisme, cinta dilihat sebagai sesuatu yang sangat positif, luhur, dan kuat namun sekaligus ada yang melihat dengan sangat skeptis. Menurut Scheler ada tiga macam kegiatan manusia yang memberi ciri

TUHAN SANG POLITISI TERMULIA

Momentum Politik paling suci di Kongres Sumpah Pemuda Indonesia Penulis : Muhammad Najib  Barangkali, tak banyak dari kita yang berpikir kalau Tuhan itu politisi. Padahal, jika kita cermati, Tuhan memang adalah politisi! Beliaulah politisi paling pertama, paling lihai, dan paling sukses di sepanjang zaman. Sebab, bukankah kita sendiri mengakui, Tuhan itu raja atas segala-galanya: sorga, dunia, dan alam semesta ini? Nah, bukankah “raja” adalah konsep dan istilah dunia politik? Lagipula, tidak ada pemerintahan yang tidak berasal dari Tuhan. Semua kepala negara, kepala pemerintahan, dan pemegang kekuasaan politik tertinggi di seluruh dunia pada segala masa dipilih, ditunjuk, diangkat, dan ditetapkan oleh Tuhan sendiri. Begitu pula seluruh pejabat dan petinggi negara, politik, dan pemerintahan.  Bahkan, Tuhan juga yang menjatuhkan, menggulingkan, melengserkan, dan mengganti mereka. Tanpa terkecuali. Dan Tuhan melakukan semua itu secara proaktif atas inisiatif-Nya sendiri.  Buk

Tela'ah Pemikiran Filsafat Aristoteles Tentang Rasionalitas Sebagai Sebuah Specific Differentia

      Ket. Gambar : Aristoteles Penulis : Muhammad Najib (Aktivis HMI) Al-insanu hayawanun nathiq, sebuah ungkapan yang familiar di telinga banyak orang. Khususnya mereka yang pernah mempelajari logika atau manthiq. Ya, ungkapan itu adalah ungkapan yang dilontarkan oleh Imam Al Ghazali, salah seorang imam tercerdas yang pernah dimiliki oleh dunia islam khususnya madzhab ahlus sunnah wa-l-jama’ah.                Manusia adalah binatang yang berakal atau binatang yang rasional. Sama-sama binatang, tapi manusia berbeda dengan binatang-binatang yang lain. Manusia merupakan satu spesies binatang langka yang memiliki keistimewaan. Yang dengan keistimewaannya itu manusia dinilai lebih berharga daripada binatang secara keseluruhan. Lalu pertanyaannya, apa yang menjadikan manusia begitu istimewa?, begitu dibedakan seakan-akan manusia bukanlah satu species dari mahluk yang bernama binatang. Jawabannya adalah akal atau lebih bagus kalau kita sebut sebagai rasionalitas.