CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : Muhammad Najib
Tempat, Tanggal Lahir : Bakaran Batu, 18 Mei 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Utomo No.90 Bakaran Batu Kec. Batangkuis Deli Serdang 20372
No. Telpon : 0852 0725 5160
Email : mnajib544@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri 105323 Bakaran Batu : Tahun 2003 - 2009
2. Mts. Alwashliyah Tembung : Tahun 2009 - 2012
3. MAN 2 Model Medan : Tahun 2012-2015
4. S1 Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumut Medan : 2015 - Sekarang
PENDIDIKAN / TRAINING DI HMI
1. Masa Perkenalan Calon Anggota ( Maperca ) : Oktober 2015 (Fakultas Syari'ah UIN SU)
2. Latihan Kader I ( Basic Training ) : Januari 2016 (Fakultas Kedokteran USU)
3. Latihan Kader II ( Intermediate Training ) : Januari 2017 (HMI CABANG MEDAN)
4. Senior Course ( SC ) : Desember 2017 (HMI CABANG MEDAN)
RIWAYAT ORGANISASI DIDALAM HMI
1. DEPARTEMEN ADM KESEK PERIODE 2016-2017
2. WAKIL SEKRETARIS UMUM KPP PERIODE 2016-2017
3. KETUA UMUM HMI KOMISARIAT FSH UIN SU MEDAN PERIODE 2017-2018
4. INSTRUKTUR HMI CABANG MEDAN mulai Januari 2018 - Sekarang
RIWAYAT ORGANISASI DILUAR HMI
1. DEPARTEMEN ADVOKASI & JARINGAN HMJ AS PERIODE 2015-2016
2. SEKRETARIS UMUM HMJ AS PERIODE 2016-2017
Demikian riwayat hidup/CV ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Medan, 05 Februari 2018
Motto : " Bersyukur dan Ikhlas " .
Billahittaufiq Walhidayah.
Muhammad Najib
Ttd.
Dinamika yang terjadi didalam HMI membuktikan bahwa HMI masih eksis dalam kancah organisasi mahasiswa serta dalam proses perkaderannya. Namun terkadang dinamika-dinamika tersebut ataupun proses penyelesaiannya tidak relevan dengan nilai (value) atau nafas (hanief / kebenaran) yang sudah harusnya ada didalam diri seorang kader HMI.
Adanya pergeseran pemahaman akan proses perkaderan yang terjadi merupakan hal yang sudah menjadi rahasia umum. Bagaimana kader memaknai HMI tidak ubahnya sebagai roda politik untuk mendapatkan sebuah kedudukan atau kepentingan tertentu.
Dan menjadi konsekuensi logis apabila terjadi kecurigaan yang terus menerus antar kader atau bahkan saling menjerumuskan, dan pada akhirnya nilai-nilai (values) ke-HMI-an pun terlupakan yang semestinya dijunjung tinggi disetiap gerak dan tingkah kader HMI.
Bila kita telaah lagi banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran nilai ini. Salah satunya, kita patut mempertanyakan sejauh mana pemahaman dan pemaknaan kader akan nilai yang ada didalam HMI.
Keobjektivitasan yang semestinya menjadi landasan setiap gerak HMI secara etis maupun organisatoris saat ini terasa hambar dan tak bermakna.
Ketika permasalahan dan pemaknaan itu belum usai maka yang terjadi adalah arogansi setiap kader atau institusi yang ada di HMI. Maka menjadi tugas kita bersama saat ini adalah meng-HMI-kan HMI.
Saya selaku Ketua Umum meberikan koridor kerja kepengurusan periode ini yang dipandang menjadi kebutuhan organisasi yang secepatnya harus diselesaikan.
Kebijakan Umum kepengurusan kedepan ditekankan dalam beberapa hal yaitu :
1. Modernisasi Organisasi
Upaya modernisasi organisasi harus menjadi perhatian yang serius.
Dimensi-dimensinya bukan hanya hardware, tetapi juga software dan brainware.
Tidak semata struktural, tetapi juga kultural.
Beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian adalah:
Pertama, mendorong keluarga besar HMI Komisariat FSH UIN Sumatera Utara Medan untuk membangun sekretariat yang permanen, dengan segala pirantinya. Dalam hal ini Pengurus HMI Komisariat FSH UIN Sumatera Utara harus memainkan peran sebagai fasilitator dan motivator bagi upaya-upaya pembangunan sekretariat tersebut.
Kedua, menumbuhkan kultur riset dan semangat datatif dalam organisasi. Ketiga, menguatkan kultur taat asas, dengan peningkatan pemahaman dan loyalitas pada aturan main atau mekanisme organisasi.
Keempat, meningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi, baik secara vertikal maupun horizontal. Selain forum-forum resmi organisasi, perlu diperbanyak forum-forum alternatif yang bemanfaat.
Kelima, dengan menerbitkan media komunikasi berupa buletin aktivitas. Ini penting bagi sosialisasi kebijakan-kebijakan organisasi secara lebih merata sekaligus bermanfaat untuk membangun kesamaan visi organisasi, baik berkaitan dengan persoalan-persoalan ekstern maupun intern organisasi.
2. Peningkatan Kualitas Ke- Islaman
Komitmen HMI pada Islam sebagai ajaran dan umat Islam sebagai entitas empirisnya harus benar-benar berupaya diwujudkan.
Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa hal yakni:
Pertama, melanjutkan upaya pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia.
Ini hanya mungkin apabila HMI Komisariat FSH UIN Sumatera Utara membangkitkan kembali wacana-wacana keislaman.
Komisariat harus semakin mampu memainkan perannya untuk memproduksi gagasan-gagasan baru tentang Islam yang rasional, modern dan inklusif sesuai Mission HMI peran Komisariat adalah Pembinaan.
Kedua, dengan senantiasa memperjelas identitas empiris ditengah-tengah dunia kemahasiswaan.
Hal ini penting untuk menangkis gejala yang mulai berkembang di beberapa mahasiswa UIN Sumatera Utara khususnya FSH yang mengatakan “Islam Yes, HMI No”.
Kecenderungan itu muncul karena minimal HMI dikesan sebagai kurang jelas identitas keislamannya, pada peringkat empiris.
Ketiga, memperkuat ruh spiritualitas dalam dinamika organisasi untuk mengimbangi perkembangan rasionalitas yang kadangkala terlalu maju. Artinya, harus ditegaskan bahwa kualitas seorang kader, salah satunya, diukur dari dimensi-dimensi spiritualitasnya.
3. Peningkatan Visi dan Kualitas Intelektual Kader
Upaya untuk membangkitkan kembali kekuatan intelektual dari kader-kader HMI FSH UIN SU hukumnya fardhu. HMI FSH UIN SU harus semakin menyadari bahwa dinamika intelektual dari organisasi-organisasi lain semakin berkembang, sementara sebaliknya justru HMI semakin meredup.
HMI yang dulu senantiasa berada di garda depan dalam perkembangan wacana pemikiran, dituntut untuk melanjutkan prestasi sejarah tersebut. Upaya untuk membangkitkan kembali kekuatan intelektual ini membutuhkan beberapa hal.
Pertama, lingkungan yang kondusif, berupa kebijakan organisasi dan komitmen para struktural dan fungsionaris di berbagai tingkatan dikomisariat ini.
Kedua, menyediakan ruang organisasi (organization sphere) sebagai sarana bagi debat pemikiran, seperti karya tulis ilmiah salah satunya,tetapi harus diwujudkan sebagai ruang dialektika gagasan bagi kader-kader HMI.
Ketiga, membentuk institusi penyangga berupa limited study group atau kelompok study terbatas berikut pembimbing atau konsultannya.
Grup studi terbatas ini juga merupakan lahan dan persemaian para intelektual baru di HMI Komisariat FSH UIN SU. Karena penajaman kapasitas akademis intelektual itu dapat dilakukan dengan tiga hal, yakni membaca, menulis dan berdebat (diskusi).
Sementara bentuk-bentuk praktek dari komitmen intelektual, yakni sikap-sikap responsibility harus ditajamkan dengan institusi penyangga yang bersifat advokasi dengan kata lain mempertajam aturan disegala lini. Kader-kader HMI Komisariat FSH UIN SU Medan harus semakin banyak dikenalkan dan disentuhkan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, sehingga intelektual HMI bukan intelektual buku atau teori, tetapi juga diterjemahkan ke dalam upaya-upaya kongkrit di masyarakat.
Dengan demikian, perkembangan wacana pemikiran yang belakangan ini sangat intensif dan akseleratif --minimal-- dapat diikuti oleh Komisariat.
Bahkan kalau memungkinkan HMI justru harus mampu menjadi konduktor bagi orkestra perkembangan wacana-wacana baru, Karena dengan jalan ini, upaya untuk menyuarakan idea of progress akan dapat diaktivitaskan. Selain itu, ketajaman dan penguasaan wacana pemikiran itu dapat diterjemahkan menjadi BERSERI (BERdikari, Scientific, Equal, Religius dan Inovatif.
4. Penguatan HMI Sebagai Basis Di Kampus
HMI dituntut untuk menterjemahkan komitmen kemahasiswaannya secara sungguh-sungguh.
Dalam kerangka itu dibutuhkan reorientasi aktivitas yang diarah-orientasikan untuk mengakomodasi aspirasi, kepentingan, dan kebutuhan mahasiswa. Hal ini penting bagi upaya memperkuat kembali HMI Komisariat FSH UIN SU sebagai basis ormawa ekstra di kampus.
Semangat HMI sebagai second campus akan terwujud apabila secara empiris, aktivitas-aktivitas HMI benar-benar bersifat alternatif dan komplementer dengan dunia kampus.
Dalam rangka itu, maka komisariat sebagai ujung tombak HMI di kampus harus mendapatkan perhatian yang serius, sehingga kemampuannya untuk menjadi representasi HMI benar-benar mewujud. Komisariat hari ini harus mampu merumuskan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan student need, student interest dan student welfare.
Inilah yang akan menyentuhkan dinamika komisariat dan dinamika riil kehidupan kemahasiswaan.
Dalam rangka mengakomodir kehidupan kampus, maka HMI FSH UIN SU harus mendorong dan menyuarakan pentingnya kehadiran organisasi ekstra universitas di kampus.
Kehadiran organisasi ekstra sangat dibutuhkan untuk membangun dinamika kemahasiswaan yang sehat, sehingga akan lahir tokoh-tokoh mahasiswa.
Setidaknya, tokoh mahasiswa harus mempunyai lima kualitas, yakni kedalaman ideologis, wawasan politis, kemampuan komunikasi sosial dan kemampuan membangun solidaritas sosial didalam realitas kampus yang heterogen atau multikultural.
5. Membangun Jiwa Enterpreneurship
Bagi HMI FSH UIN SU entrepreneurship termasuk orientasi baru, tetapi harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.
Bukan saja karena merupakan salah satu terjemahan kongkrit dari semangat profesionalitas, tetapi juga akan memberikan kontribusi yang strategis bagi kepentingan umat dan bangsa di masa depan terkhusus bagi kemajuan komisariat.
Umat boleh kuat secara politik dan intelektual.
Tetapi kalau secara ekonomi masih marginal, maka upaya empowering umat Islam akan mendapat hambatan yang sangat berarti.
Untuk itu, sangat mendesak dilahirkannya generasi muda muslim yang bergerak menjadi entrepreneur. Orientasi pada kewirausahaan ini, seminimal mungkin kader-kader HMI FSH UIN SU harus membangun jiwa enterpreurship dan mempunyai visi kedepan untuk menjadi seorang yang berdikari dalam rangka untuk maju dari segi ekonomi Salah satu praksisnya untuk memberdayakan segenap kekuatan untuk mengaktifitaskan enterpreneurship demi memajukan komisariat.
Billahittaufiq Wahidayah.
Nama Lengkap : Muhammad Najib
Tempat, Tanggal Lahir : Bakaran Batu, 18 Mei 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Utomo No.90 Bakaran Batu Kec. Batangkuis Deli Serdang 20372
No. Telpon : 0852 0725 5160
Email : mnajib544@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri 105323 Bakaran Batu : Tahun 2003 - 2009
2. Mts. Alwashliyah Tembung : Tahun 2009 - 2012
3. MAN 2 Model Medan : Tahun 2012-2015
4. S1 Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumut Medan : 2015 - Sekarang
PENDIDIKAN / TRAINING DI HMI
1. Masa Perkenalan Calon Anggota ( Maperca ) : Oktober 2015 (Fakultas Syari'ah UIN SU)
2. Latihan Kader I ( Basic Training ) : Januari 2016 (Fakultas Kedokteran USU)
3. Latihan Kader II ( Intermediate Training ) : Januari 2017 (HMI CABANG MEDAN)
4. Senior Course ( SC ) : Desember 2017 (HMI CABANG MEDAN)
RIWAYAT ORGANISASI DIDALAM HMI
1. DEPARTEMEN ADM KESEK PERIODE 2016-2017
2. WAKIL SEKRETARIS UMUM KPP PERIODE 2016-2017
3. KETUA UMUM HMI KOMISARIAT FSH UIN SU MEDAN PERIODE 2017-2018
4. INSTRUKTUR HMI CABANG MEDAN mulai Januari 2018 - Sekarang
RIWAYAT ORGANISASI DILUAR HMI
1. DEPARTEMEN ADVOKASI & JARINGAN HMJ AS PERIODE 2015-2016
2. SEKRETARIS UMUM HMJ AS PERIODE 2016-2017
Demikian riwayat hidup/CV ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Medan, 05 Februari 2018
Motto : " Bersyukur dan Ikhlas " .
Billahittaufiq Walhidayah.
Muhammad Najib
Ttd.
Dinamika yang terjadi didalam HMI membuktikan bahwa HMI masih eksis dalam kancah organisasi mahasiswa serta dalam proses perkaderannya. Namun terkadang dinamika-dinamika tersebut ataupun proses penyelesaiannya tidak relevan dengan nilai (value) atau nafas (hanief / kebenaran) yang sudah harusnya ada didalam diri seorang kader HMI.
Adanya pergeseran pemahaman akan proses perkaderan yang terjadi merupakan hal yang sudah menjadi rahasia umum. Bagaimana kader memaknai HMI tidak ubahnya sebagai roda politik untuk mendapatkan sebuah kedudukan atau kepentingan tertentu.
Dan menjadi konsekuensi logis apabila terjadi kecurigaan yang terus menerus antar kader atau bahkan saling menjerumuskan, dan pada akhirnya nilai-nilai (values) ke-HMI-an pun terlupakan yang semestinya dijunjung tinggi disetiap gerak dan tingkah kader HMI.
Bila kita telaah lagi banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran nilai ini. Salah satunya, kita patut mempertanyakan sejauh mana pemahaman dan pemaknaan kader akan nilai yang ada didalam HMI.
Keobjektivitasan yang semestinya menjadi landasan setiap gerak HMI secara etis maupun organisatoris saat ini terasa hambar dan tak bermakna.
Ketika permasalahan dan pemaknaan itu belum usai maka yang terjadi adalah arogansi setiap kader atau institusi yang ada di HMI. Maka menjadi tugas kita bersama saat ini adalah meng-HMI-kan HMI.
Saya selaku Ketua Umum meberikan koridor kerja kepengurusan periode ini yang dipandang menjadi kebutuhan organisasi yang secepatnya harus diselesaikan.
Kebijakan Umum kepengurusan kedepan ditekankan dalam beberapa hal yaitu :
1. Modernisasi Organisasi
Upaya modernisasi organisasi harus menjadi perhatian yang serius.
Dimensi-dimensinya bukan hanya hardware, tetapi juga software dan brainware.
Tidak semata struktural, tetapi juga kultural.
Beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian adalah:
Pertama, mendorong keluarga besar HMI Komisariat FSH UIN Sumatera Utara Medan untuk membangun sekretariat yang permanen, dengan segala pirantinya. Dalam hal ini Pengurus HMI Komisariat FSH UIN Sumatera Utara harus memainkan peran sebagai fasilitator dan motivator bagi upaya-upaya pembangunan sekretariat tersebut.
Kedua, menumbuhkan kultur riset dan semangat datatif dalam organisasi. Ketiga, menguatkan kultur taat asas, dengan peningkatan pemahaman dan loyalitas pada aturan main atau mekanisme organisasi.
Keempat, meningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi, baik secara vertikal maupun horizontal. Selain forum-forum resmi organisasi, perlu diperbanyak forum-forum alternatif yang bemanfaat.
Kelima, dengan menerbitkan media komunikasi berupa buletin aktivitas. Ini penting bagi sosialisasi kebijakan-kebijakan organisasi secara lebih merata sekaligus bermanfaat untuk membangun kesamaan visi organisasi, baik berkaitan dengan persoalan-persoalan ekstern maupun intern organisasi.
2. Peningkatan Kualitas Ke- Islaman
Komitmen HMI pada Islam sebagai ajaran dan umat Islam sebagai entitas empirisnya harus benar-benar berupaya diwujudkan.
Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa hal yakni:
Pertama, melanjutkan upaya pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia.
Ini hanya mungkin apabila HMI Komisariat FSH UIN Sumatera Utara membangkitkan kembali wacana-wacana keislaman.
Komisariat harus semakin mampu memainkan perannya untuk memproduksi gagasan-gagasan baru tentang Islam yang rasional, modern dan inklusif sesuai Mission HMI peran Komisariat adalah Pembinaan.
Kedua, dengan senantiasa memperjelas identitas empiris ditengah-tengah dunia kemahasiswaan.
Hal ini penting untuk menangkis gejala yang mulai berkembang di beberapa mahasiswa UIN Sumatera Utara khususnya FSH yang mengatakan “Islam Yes, HMI No”.
Kecenderungan itu muncul karena minimal HMI dikesan sebagai kurang jelas identitas keislamannya, pada peringkat empiris.
Ketiga, memperkuat ruh spiritualitas dalam dinamika organisasi untuk mengimbangi perkembangan rasionalitas yang kadangkala terlalu maju. Artinya, harus ditegaskan bahwa kualitas seorang kader, salah satunya, diukur dari dimensi-dimensi spiritualitasnya.
3. Peningkatan Visi dan Kualitas Intelektual Kader
Upaya untuk membangkitkan kembali kekuatan intelektual dari kader-kader HMI FSH UIN SU hukumnya fardhu. HMI FSH UIN SU harus semakin menyadari bahwa dinamika intelektual dari organisasi-organisasi lain semakin berkembang, sementara sebaliknya justru HMI semakin meredup.
HMI yang dulu senantiasa berada di garda depan dalam perkembangan wacana pemikiran, dituntut untuk melanjutkan prestasi sejarah tersebut. Upaya untuk membangkitkan kembali kekuatan intelektual ini membutuhkan beberapa hal.
Pertama, lingkungan yang kondusif, berupa kebijakan organisasi dan komitmen para struktural dan fungsionaris di berbagai tingkatan dikomisariat ini.
Kedua, menyediakan ruang organisasi (organization sphere) sebagai sarana bagi debat pemikiran, seperti karya tulis ilmiah salah satunya,tetapi harus diwujudkan sebagai ruang dialektika gagasan bagi kader-kader HMI.
Ketiga, membentuk institusi penyangga berupa limited study group atau kelompok study terbatas berikut pembimbing atau konsultannya.
Grup studi terbatas ini juga merupakan lahan dan persemaian para intelektual baru di HMI Komisariat FSH UIN SU. Karena penajaman kapasitas akademis intelektual itu dapat dilakukan dengan tiga hal, yakni membaca, menulis dan berdebat (diskusi).
Sementara bentuk-bentuk praktek dari komitmen intelektual, yakni sikap-sikap responsibility harus ditajamkan dengan institusi penyangga yang bersifat advokasi dengan kata lain mempertajam aturan disegala lini. Kader-kader HMI Komisariat FSH UIN SU Medan harus semakin banyak dikenalkan dan disentuhkan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, sehingga intelektual HMI bukan intelektual buku atau teori, tetapi juga diterjemahkan ke dalam upaya-upaya kongkrit di masyarakat.
Dengan demikian, perkembangan wacana pemikiran yang belakangan ini sangat intensif dan akseleratif --minimal-- dapat diikuti oleh Komisariat.
Bahkan kalau memungkinkan HMI justru harus mampu menjadi konduktor bagi orkestra perkembangan wacana-wacana baru, Karena dengan jalan ini, upaya untuk menyuarakan idea of progress akan dapat diaktivitaskan. Selain itu, ketajaman dan penguasaan wacana pemikiran itu dapat diterjemahkan menjadi BERSERI (BERdikari, Scientific, Equal, Religius dan Inovatif.
4. Penguatan HMI Sebagai Basis Di Kampus
HMI dituntut untuk menterjemahkan komitmen kemahasiswaannya secara sungguh-sungguh.
Dalam kerangka itu dibutuhkan reorientasi aktivitas yang diarah-orientasikan untuk mengakomodasi aspirasi, kepentingan, dan kebutuhan mahasiswa. Hal ini penting bagi upaya memperkuat kembali HMI Komisariat FSH UIN SU sebagai basis ormawa ekstra di kampus.
Semangat HMI sebagai second campus akan terwujud apabila secara empiris, aktivitas-aktivitas HMI benar-benar bersifat alternatif dan komplementer dengan dunia kampus.
Dalam rangka itu, maka komisariat sebagai ujung tombak HMI di kampus harus mendapatkan perhatian yang serius, sehingga kemampuannya untuk menjadi representasi HMI benar-benar mewujud. Komisariat hari ini harus mampu merumuskan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan student need, student interest dan student welfare.
Inilah yang akan menyentuhkan dinamika komisariat dan dinamika riil kehidupan kemahasiswaan.
Dalam rangka mengakomodir kehidupan kampus, maka HMI FSH UIN SU harus mendorong dan menyuarakan pentingnya kehadiran organisasi ekstra universitas di kampus.
Kehadiran organisasi ekstra sangat dibutuhkan untuk membangun dinamika kemahasiswaan yang sehat, sehingga akan lahir tokoh-tokoh mahasiswa.
Setidaknya, tokoh mahasiswa harus mempunyai lima kualitas, yakni kedalaman ideologis, wawasan politis, kemampuan komunikasi sosial dan kemampuan membangun solidaritas sosial didalam realitas kampus yang heterogen atau multikultural.
5. Membangun Jiwa Enterpreneurship
Bagi HMI FSH UIN SU entrepreneurship termasuk orientasi baru, tetapi harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.
Bukan saja karena merupakan salah satu terjemahan kongkrit dari semangat profesionalitas, tetapi juga akan memberikan kontribusi yang strategis bagi kepentingan umat dan bangsa di masa depan terkhusus bagi kemajuan komisariat.
Umat boleh kuat secara politik dan intelektual.
Tetapi kalau secara ekonomi masih marginal, maka upaya empowering umat Islam akan mendapat hambatan yang sangat berarti.
Untuk itu, sangat mendesak dilahirkannya generasi muda muslim yang bergerak menjadi entrepreneur. Orientasi pada kewirausahaan ini, seminimal mungkin kader-kader HMI FSH UIN SU harus membangun jiwa enterpreurship dan mempunyai visi kedepan untuk menjadi seorang yang berdikari dalam rangka untuk maju dari segi ekonomi Salah satu praksisnya untuk memberdayakan segenap kekuatan untuk mengaktifitaskan enterpreneurship demi memajukan komisariat.
Billahittaufiq Wahidayah.
MUHAMMAD NAJIB
KETUA UMUM
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(HMI) KOMISARIAT
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UIN SUMATERA UTARA - MEDAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(HMI) KOMISARIAT
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UIN SUMATERA UTARA - MEDAN
PERIODE 2017-2018.
Komentar