Langsung ke konten utama

Mengapa Harus ERAMAS?


Assalamu'alaikum Para Pembaca seiman..
Salam Sejahtera juga bagi kita semua warga SUMUT, Shalom..
Om santi,santio,santi,om..
Nammo Buddhaya...
Wie De Dong Tian...
Kita Indonesia, Kita Sumatera Utara, Kita tidak pernah Berbeda.
Salam Hangat kepada reader's... Dari Penulis seorang mahasiswa produk asli Indonesia dan Sumatera Utara.
Tepat ditanggal 27 Juni 2018, kurang dari 5 hari, 120 Jam, 7200 menit dan 25.920.000 detik lagi Pemilihan Kepada Daerah Serentak dilaksanakan di 171 daerah di Indonesia yang meliputi, 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten (sesuai data yang dihimpun melalui kpu.go.id).
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah provinsi yang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah untuk menentukan siapa yang diamanahkan jabatan gubernur dan wakill gubernur 5 tahun mendatang.
Tidak Usah serius banget. Tulisan ini mudah-mudahan tidak ada sindiran  tidak ada black campaign, tidak ada unsur sara dan hal-hal buruk yang lainnya. Tulisan ini hanya bahagian dari refleksi dari seorang mahasiswa yang peduli dan ingin berpartisipasi untuk pembangunan daerahnya serta bangsanya, issue ini hadir menggelayuti pikiran saya disaat saya tengah menenggak kopi di cafe di Medan lalu direfleksikan bersama kawan-kawan sejawat saya.
Sebagai Catatan "Penulis DUKUNG ERAMAS". Loh kau kan Pendukung Eramas ya pastilah tulisan mu ini udah ga netral, iya bukan membahas netral-netralan kita bro, tapi kita mau bertukar fikiran mblo, silahkan baca dulu mblo, mana tau tulisan ini ditemukan kesalahan, kekhilafan bisa untuk dikoreksi dan menjadi khazanah wawasan kita bersama.
Penulis juga harus menyatakan bahwa tidak suka neko-neko, yang pasti pasti saja, dalam menentukan pilihan memang sejatinya dan harusnya kita harus memiliki prinsip yang kuat, dan karenanya kalau hitam ya hitam, putih ya putih, harus jelas tidak diperbolehkan abu-abu apalagi golput atau yang tidak menentukan pilihan, karena ini momentnya politis, politik itu tidak elastis melainkan kepastian yang nyata, kalau ada yang mengatakan politik elastis berarti ia belum memaknai hakekat politik itu sendiri, ini menurut pendapat penulis loh ya, yang diilhami dari beberapa referensi, Politik itu harus pasti seandainya sudah dihadapkan dalam beberapa pilihan, sebagai pemilih yang cerdas dan berakhlak selayaknya kita mempelajari perjalanan hidup dari calon pemimpin yang akan kita hendak pilih. Membaca, mendengar, menelisik, ya pokoknya harus cekatanlah intinya untuk menggali informasi-informasi yang benar mengenai sosok-sosok yang mencalonkan dirinya sebagai calon pemimpin tersebut. Kenapa seribet gitu? Tanya seorang kawan karibku disela-sela ku menenggak kopi hitam kesukaanku. Kita kan mahasiswa lae agak bedala sedikit cara pandangnya, kalau kita emang agent of social control ya harus begitulah lae, harus betul-betul dilihat dan mengenal, nah dan mengenal ya lae siapa sosok calon pemimpin kita, jawabku. Lalu si kawan satu lagi nge gas, kau pun lek macam betol kali kau buat pilgubsu ini, kau pikir ga nambah beban kita kalau kita gali-gali informasi kek gitu? Udahlah tugas kuliah kita banyak, ujian akhir semester lagi kita belum, trus ya kalau gubernur yang terpilih ini peduli sama kita lek, kalau gak gimana? Jangan sok idealis lah lek, mau siapapun gubernurnya sama aja lek, tetap masuk kpk ujung-ujungnya.
Mak jang, sahutku terkejut. Astaghfirullah, istighfar lek (versi baiknya ya reader's) hehe, tenang lek gosah ngegas sama-sama nya kita ngobrol disini, bukan mau demo kita, candaku.
Jadi gini la lek, khoirunnas yanfa'uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfa'at bagi sesamanya), ada suatu kisah lek pelacur waktu zaman masa sahabat nabi dahulu, yang pelacur itu memberi minum untuk seekor anjing yang tengah kehausan dipadang pasir yang panas dan tandus, padahal si pelacur itu sangat kehausan, namun karena rasa iba dan kasihannya kemudian iya beri air yang didapatnya tersebut untuk seekor anjing itu, kemudian tidak lama berselang pelacur tersebut meninggal dunia, menurut riwayat pelacur tersebut digolongkan kedalam golongan orang-orang yang yang baik. Sampai disini kira-kira paham lek?
Ya lek tau aku ceritanya sambut kawanku, tapi aku masih bingung lek apa hubungannya sama pertanyaanku tadi lek? Kau pun lek janganlah tanggung-tanggung. Mak jang, terkejutku lagi, sabar la lek, kita kan mau diskusi ini tukar fikiran asik nge gas aja pun kau. Jadi lek dari hadits dan kisah itu lek memiliki kesamaan lek, kesamaan nya ialah kata kuncinya bermanfa'at dan baik lek. Cobaklah lek kau fikir kalau pelacur itu gak ngasih minum itu kira-kira gimana ya nasib anjing itu? Itu semua memang lek terlepaslah dari kuasa Tuhan didalamnya, tapi lek yang kita ga habis fikir kenapalah lek pelacur itu mau dan sanggup ngasi air satu-satunya gitu demi binatang lek? Ya kan? Nah aku sih lek sederhana lek pemikirannya, pertama lek si pelacur itu memang pekerjaannya hina, tapi didalam hatinya masih ada kecendrungan untuk kebaikan lek, kedua lek pelacur itu juga peduli lek, kenapandia peduli lek? Tnya kawanku penasaran. Itulah lek, kurasa memang dia sayang sama binatang satu lagi mungkin dia memang baik sering memberi, dan juga lek dia paham kondisi saat itu dipadang pasir yang tandus, sulit untuk mencari air, ya dengan sangat berat hati air itu diberikannya kepada si anjing itu demi anjing itu agar tetap bertahan hidup dia rela berkorban tanpa ada unsur apapun ya kan lek? Karena dia memang paham kondisi daerah itu.
Jadi lek gimana lek udh nyangkut dan seimbang cakapku samamu? Tanyaku
Oh iya lek, udah mulai terbuka sikit pemikiranku ini, ko bilang tadi diatas kita harus melihat perjalan pemimpin lalu ku tanyak untuk apa, dan kau keluarkan hadits dan kisah itu, ternyata memang cocok lek maksudmu kita mempelajari perjalanan sosok calon pemimpin kita supaya kita tau ya kan lek mana yang lebih baik dan lebih bermanfa'at kan lek? Tanya kawanku.
Iya lek sahutku, jadi lek  aku kan pernah dulu nyalon jadi komting lek, dan ente pilih aku, alasanmu sederhana karena aku dari man 2 dan aku orang  Medan dekat kekampus dan tau info kampusnsaat liburan. Berarti lek kau kan lihat juga perjalanan hidupku?
Haha, gausah bangga gitu lah lek, bujas. Gelak tawa yang renyah diantara kami.
Iya lek mengertilah aku, jawabnya. Jadi lek, okelah pertanyaanku diatas terjawablah. Yang menjadi pertanyaan lagi lek, ini pilgub sumut dua pasang calon lek, ku lihat lek secara pintas sama-sama bagus lek. Eramas dengan slogan Sumut Bermartabat, Sedangkan Djoss nomer dua dengan slogan Sumut Bersih, Transparan dan Salam dua jari yang kata mereka maknanya lek victory artinya kemenangan lek, kek mana itu lek? Bingung juga aku lek mau nyucuk yang mana.
Hahaha, gausah nyucuk lek kau, nyucuk itu berat biar aku saja haha. (Jawabku). Ah, seriuslah lek cendol juga pun lek, aku bingung ne (gusarnya).
Jadi gini lek, kau ini macam mana Udah jelaslah lek kita pilih yang paling baik dan paling bermanfa'at lek.
Cemana cara taunya lek? Tnyaknya. Nah kita lihat yok asal muasal kedua paslon masing-masing lek jawabku.
Nomor 1 Eramaskan lek.. Eramas itu lek Edy Rahmayadi dan Musa Rajeck Shah lek, Bang Edy itu lek lahir di Sabang, Aceh lek dan Bang Ijeck itu lek lahir di Medan, Nomor 2 Djosskan lek.. Djoss itu lek Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus lek, Mas Djarot lahir di Magelang, Jateng lek dan Bang Sihar lek lahir di Jakarta lek.
Cemananya lek, belum dapat aku intinya? Tanya dan nge gas kawanku. Sabarlah lek, nanti ku kasih tahu. (Bersambung)
Teringatku lek pembaca kelen lihat kelanjutannya di tulisan "Mengapa harus ERAMAS II".


PENULIS : MUHAMMAD NAJIB (WARGA SUMUT, MAHASISWA UIN SUMUT)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KESETIAAN

Penulis : Muhammad Najib (Mahasiswa UIN SU - Medan) Lingkungan salah satu kunci dasar kita membentuk karakter, tanpa kita sadari karakter kesetiaan hadir karena sebuah lingkungan. Pahit, manisnya hidup penetralisirnya adalah hati, untuk menguatkan hati kuncinya adalah kesetiaan, setia pada kebenaran dan nilai-nilai yang benar bukan dianggap benar sekali lagi bukan dianggap benar.  Kesetiaan mampu kita upayakan kalau dihati memang mempunyai niatan tulus untuk saling merawat, menjaga, serta memperhatikan kewajiban dan hak kita sebagai hamba dan makhluk sosial. Merawat lingkungan tugas kita sebagai makhluk Tuhan yang sempurna bahkan menjaganya.  Memperhatikan lingkungan merupakan bagian dari observasi untuk membangkitkan semangat kepedulian agar melahirkan KESETIAAN. Dalam catatan sejarah, sederhanya Islam takkan besar kalau Nabi Muhammad SAW tak memiliki orang-orang yang setia seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan sahabat-sahabat lainnya. Serta sama halnya seperti Indonesia

MENIKMATI NDP HMI

Ket. Gambar : Menikmati Kopi NDP Penulis : Muhammad Najib (Instruktur HMI Cabang Medan) Sejarah NDP menurut Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul : [Muqaddimah : Perkembangan sosio historis menunjukkan, selain Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI sejak tahun 1947 hingga tahun 2010, HMI telah memiliki 10 naskah atau dokumen sebagai ideologi atau doktrin perjuangan HMI (Baca Sejarah Perjuangan HMI jika ingin mengetahui uraiannya). Sepuluh doktrin perjuangan HMI tersebut lazim disebut sebagai ideologi HMI. Seperti ditulis A. Dahlan Ranuwihardjo, ideologi adalah "seperangkat ajaran-ajaran tertentu atau gagasan-gagasan berdasarkan suatu pandangan hidup untuk mengatur kehidupan negara/masyarakat didalam segi-seginya serta yang disusun didalam sebuah sistem berikut aturan-aturan operasionalnya."] Berarti dengan keterangan diatas, Islam bukanlah ideologi, seperti halnya ideologi Pancasila, sosialis, komunis, kapitalis, dan lain-lain. Islam adalah wahyu dari Allah swt. Seda

DAGINGNYA PARA ULAMA ITU BERACUN

Teman ? Siapakah teman itu? Ialah yang setia menemani disaat suka & duka. Jelas bukan yang ada hanya bila butuh sesuatu saja. Apalagi yang menusuk dari belakang, menggunting dalam lipatan, menyerang & melempar fitnah di tengah perjuangan. Layaknya ketika kita berada ditengah perjuangan berhijrah menjadi lebih baik. Kala level kita akan naik itu, tak sedikit dari teman kita malah jadi menjauhi dan mencaci "sok alim..sok suci..sok sholeh..riya..gila pujian..dll" Karena begitulah siklusnya, Allah sengaja melakukan seleksi itu. Kenapa? Karena di mata Allah, antum sudah beda level, mereka sudah gak level dengan antum. Proses penjauhan teman lama itu ibarat musim gugur yang merontokkan daun-daun lama yang tak layak lagi dipertahankan. Agar kelak di musim semi akan diganti oleh tunas-tunas daun yang hijau, setia nan kokoh. Seperti itulah siklus pertemanan. Pilpres 2019 bagi UAS ialah fenomena yang memperlihatkan mana teman sejati, mana lawan yang berbaju kawan se