Langsung ke konten utama

'Sembelit' ditubuh HMI Cabang Medan


Konstipasi Akut HMI Cabang Medan?
Saya meyakini pembaca (kader HMI Cabang Medan khususnya) akan tersedak & terheran-heran apa yang mau akan saya ulas ditulisan artikel ini.
Namun sebelum jauh mengulik dan membidik sasaran 'penyakit' sesuai judul diatas, maka harus dipahami dahulu secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya arah & tujuan penulis itu seperti apa dan kemana.

Penulis disini juga mengatakan, bahwa pasti mempertanggung jawabkan segala bentuk kekhilafan atau bahkan terdapat kesalahan fatal dalam mengoperasikan perangkat berfikir penulis dalam menelusuri 'penyakit' HMI Cabang Medan ditengah Oase Pemikiran Kader-kadernya, bagus memang tapi jangan sampai oase pemikiran kader-kader HMI ini berujung 'penyakit' yang tak kunjung sembuh, apalagi sampai kearah KEFANATIKAN.
Saya sering sebut-sebut dan tegaskan bahwa KEFANATIKAN MAMPU MENIMBULKAN DISENTEGRASI DAN DISKRIMINASI.

Penyakit kita kan gitu sih, Pro sma Si A, ogah dekat si B, Pro dengan si B gerah dan antipati dengan segala perangkat yang ada di HMI apapun tingkatannya.

Seharusnya nilai-nilai ke 'hanief-an" yang telah lama menjadi ruh & tatanan nilai perjuangan HMI & kadernya tetap terejawantahkan.
Dengan kata lain amalkan secara Objektif walaupun saya sebenarnya tak ingin memakai kata itu karena terlalu murahan bagi orang-orang yang sering berteriak-teriak objektif tapi subjektif.

Saya ingin mengutip makna Al-Quran yg secara kasatmata setara artinya dengan objektif tapi makna sesungguhnya jauh lebih tinggi, mari simak petikan Ayat Allah ini :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Ayat diatas bermakna sindiran dan perintah kuat untuk mengikuti agama Islam secara lurus (hanief).
Ini lah maksud penulis kutipan Alquran ini yaitu 'hanief' secara kasatmata hampir sama dengan objektif (mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi : KBBI).


Secara terstruktur objektif dan hanief adalah dua level kata yang berbeda, objektif timbul dari sejarah percakapan manusia kepada manusia sedangkan hanief muncul percakapan Tuhan kepada Hamba-hambanya.

Di HMI sendiri kita harusnya lebih mengenal kata hanief yang sudah menjadi diskurus batiniah & filosofis bagi HMI & kader-kadernya, nanti teman-teman bisa lihat di preambule (pembukaan) Konstitusi berserta bab demi bab NDP tidak pernah terlepas dari pembahasan kata hanief, sampai begitulah Cak Nur agaknya sudah meramalkan bahwa HMI & Kadernya harus ada kitab pegangan dalam perjuangan agar tidak mengalami konstipasi dalam berjuang.

Disini Penulis Harus menegaskan persoalan di HMI adalah sederhana yaitu Perkaderan.
Sekalipun banyak tantangan, rintangan dan ujian HMI & kader-kadernya dari internal maupun dari eksternal dalam menjalankan roda organisasinya, tetap saja itu hanyalah sekedar dinamika organisasi yang harus dimaklumi tanpa harus dicaci apalagi lari dari kenyataan ber-HMI.
Nah konstipasi makna sederhananya adalah sembelit.
Mengapa kok sedemikian kasar atau bahkan jorok banget pembahasannya, jawabannya iya memang begitulah keadaannya secara rule of the game, lebih dari itu, nomenklatur ini merupakan satire buat kita semua kader-kader HMI Cabang Medan, agar sama-sama diatasi dan ditangani penyakit tersebut, buat seluruh keluarga besar HMI Cabang Medan (Kader, Anggota, Pengurus & Alumni).

HMI, apabila telah mati bakal jadi monumen sejarah usang yang tidak bertahan lama bagi peradaban, maka sebelum mati mari segera tangani secara tepat penyakit konstipasi didalam tubuh HMI ini, dalam hal ini karena domisili komisariat saya di Medan maka saya katakan HMI Cabang Medan sedang dalam konstipasi akut.
Penyebab konstipasi bisa lebih dari satu faktor, dari pola makan dan hidup yang buruk, atau kondisi medis tertentu (kutipan artikel Alo Dokter).


Penyebab dari sisi HMI nya adalah matinya perkaderan.
Seperti penjelasan penulis diatas, persoalan HMI sederhana, yaitu perkaderan stabil.
Bagi saya setiap aktivitas HMI tidak lebih dari perkaderan apapun dan bagaimanapun itu, mau itu sifatnya formal atau bahkan diluar dari jadwal latihan kader tetap saya sebut-sebut sebagai perkaderan bagi HMI & kader-kadernya.
Memang tidak bisa dipungkiri, penulis memaksudnya matinya perkaderan disini terbagi atas dua hal : 1. Matinya Proses perkaderan Formal Vertikal Struktural antara Komisariat & Cabang (MAPERCA, LK1 & LK2), 2. Matinya Proses perkaderan Informal Horizontal Struktural antara sesama pengurus, baik komisariat, cabang atau bahkan badko sebagai pembina bagi cabang-cabang (Seperti Upgrading, diklat, dan atau sebagainya).

Bagaimanapun riuh dan tidak kondusifnya keadaan & proses perkaderan politik di HMI Cabang Medan dalam hal ini kita sebut-sebut bahasa konstitusinya (Konfrensi), namun setiap kader HMI Cabang Medan tidak boleh menutup mata dari yang namanya aktivitas perkaderan apapun jenis dan sifatnya, kader-kader HMI harus terbiasa produktif minimal mengisi perkaderan sendiri dengan membaca, menulis, bersilaturrahmi dan menghadiri agenda-agenda HMI, terlebih-lebih harus menyuarakan kepada orang-orang terkait demi keberlangsungan HMI Cabang Medan.

Apalagi dari kemarin-kemarin dan per hari ini penulis atau bahkan rekan-rekan penulis yang merupakan instruktur HMI Cabang Medan sudah mulai gelisah dan rindu untuk mengelola forum-forum training di HMI Cabang Medan.


Terakhir, penulis harus menekankan bahwa tiada penyakit yang tiada obatnya kecuali kematian.
Dalam hal sembelit atau konstipasi obatnya adalah mengubah pola makan dan gaya hidup, pemberian obat, atau prosedur operasi (menurut dokter). Bagi HMI makanannya adalah buku atau literasi, gaya hidupnya adalah mengamalkan nilai-nilai perjuangan KeIslaman-KeIndonesiaan, obatnya adalah melaksanakan aktivitas ber HMI sesuai dengan porsi dan kedudukannya masing-masing atau bahkan dioperasi bagi HMI adalah keluar dari zona nyamannya bertindak secara lantang dan gagah berani menyuarakan ke haniefan (jalan-jalan kebenaran).
Bagi penulis, HMI Cabang Medan harus segera sembuh dari penyakit konstipasi ini, dan harapan untuk kita seluruh kader segera menemukan formulasi bagi kesembuhan kita pribadi dan HMI Cabang Medan secara universal. Apapun kegiatan di HMI, baik dtingkatan komisariat, cabang, badko dan PB selama itu bersifat untuk menyembuhkan penyakit sembelit ini selayaknya kita ikuti dengan sadar dan aktif agar segera kita wujudkan HMI Cabang Medan yang sehat dari segala macam penyakit.

Salam Kerukunan Untuk HMI Cabang Medan.

Penulis : Muhammad Najib (Kader HMI Cabang Medan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KESETIAAN

Penulis : Muhammad Najib (Mahasiswa UIN SU - Medan) Lingkungan salah satu kunci dasar kita membentuk karakter, tanpa kita sadari karakter kesetiaan hadir karena sebuah lingkungan. Pahit, manisnya hidup penetralisirnya adalah hati, untuk menguatkan hati kuncinya adalah kesetiaan, setia pada kebenaran dan nilai-nilai yang benar bukan dianggap benar sekali lagi bukan dianggap benar.  Kesetiaan mampu kita upayakan kalau dihati memang mempunyai niatan tulus untuk saling merawat, menjaga, serta memperhatikan kewajiban dan hak kita sebagai hamba dan makhluk sosial. Merawat lingkungan tugas kita sebagai makhluk Tuhan yang sempurna bahkan menjaganya.  Memperhatikan lingkungan merupakan bagian dari observasi untuk membangkitkan semangat kepedulian agar melahirkan KESETIAAN. Dalam catatan sejarah, sederhanya Islam takkan besar kalau Nabi Muhammad SAW tak memiliki orang-orang yang setia seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan sahabat-sahabat lainnya. Serta sama halnya seperti Indonesia

DAGINGNYA PARA ULAMA ITU BERACUN

Teman ? Siapakah teman itu? Ialah yang setia menemani disaat suka & duka. Jelas bukan yang ada hanya bila butuh sesuatu saja. Apalagi yang menusuk dari belakang, menggunting dalam lipatan, menyerang & melempar fitnah di tengah perjuangan. Layaknya ketika kita berada ditengah perjuangan berhijrah menjadi lebih baik. Kala level kita akan naik itu, tak sedikit dari teman kita malah jadi menjauhi dan mencaci "sok alim..sok suci..sok sholeh..riya..gila pujian..dll" Karena begitulah siklusnya, Allah sengaja melakukan seleksi itu. Kenapa? Karena di mata Allah, antum sudah beda level, mereka sudah gak level dengan antum. Proses penjauhan teman lama itu ibarat musim gugur yang merontokkan daun-daun lama yang tak layak lagi dipertahankan. Agar kelak di musim semi akan diganti oleh tunas-tunas daun yang hijau, setia nan kokoh. Seperti itulah siklus pertemanan. Pilpres 2019 bagi UAS ialah fenomena yang memperlihatkan mana teman sejati, mana lawan yang berbaju kawan se

MENIKMATI NDP HMI

Ket. Gambar : Menikmati Kopi NDP Penulis : Muhammad Najib (Instruktur HMI Cabang Medan) Sejarah NDP menurut Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul : [Muqaddimah : Perkembangan sosio historis menunjukkan, selain Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI sejak tahun 1947 hingga tahun 2010, HMI telah memiliki 10 naskah atau dokumen sebagai ideologi atau doktrin perjuangan HMI (Baca Sejarah Perjuangan HMI jika ingin mengetahui uraiannya). Sepuluh doktrin perjuangan HMI tersebut lazim disebut sebagai ideologi HMI. Seperti ditulis A. Dahlan Ranuwihardjo, ideologi adalah "seperangkat ajaran-ajaran tertentu atau gagasan-gagasan berdasarkan suatu pandangan hidup untuk mengatur kehidupan negara/masyarakat didalam segi-seginya serta yang disusun didalam sebuah sistem berikut aturan-aturan operasionalnya."] Berarti dengan keterangan diatas, Islam bukanlah ideologi, seperti halnya ideologi Pancasila, sosialis, komunis, kapitalis, dan lain-lain. Islam adalah wahyu dari Allah swt. Seda